Tas Unik Decoupage, Hobi Penghasil Rezeki




Tas Unik Decoupage, Hobi Penghasil Rezeki

Seni decoupage mungkin terdengar asing bagi sebagian orang. Tapi, rupanya decoupage tengah  digandrungi sebagai salah satu pilihan aksesori fashion. Seni itu bahkan dijadikan inspirasi wirausaha oleh kalangan ibu-ibu muda, termasuk Ari Dianing Ratri.

Ratri yang sejak kecil mengaku senang mengulik beragam aksesori memasukkan seni decoupage sebagai salah satu caranya berkreasi. Ia menjadikan clutch atau tas tangan di tambah sentuhan decoupage bukan cuma jadi alat pembawa barang dengan tampilan pasaran ketika bepergian. Tapi, juga menjadi aksesori cantik nan eksklusif.Indonesian-burger-recipe.

Seni decoupage merupakan seni dekorasi yang menutupi permukaan sebuah benda dengan potongan kertas atau kain. Decoupage berasal dari bahasa Prancis, yaitu decouper yang artinya memotong.

Namun, di tangan Ratri, seni ini tak hanya jadi sebuah keisengan semata. Decoupage justru membangkitkan semangat wirausaha Ratri.

Ia mengusung brand "OrchitaCRAFT" karena ia sangat menyukai orchid alias anggrek. "Orchita itu nama pemberian dari seorang sahabat yang artinya pencinta anggrek," tuturnya kepada Republika, belum lama ini.

Ratri bukan "anak baru" di dunia bisnis dan fashion. Sejak remaja, ia bersama sang kakak, Ary Winarni, hobi membuat beragam aksesori craft, mulai dari rajut, sulam pita, payet, dan yang lainnya.

Mereka berdua bahkan sempat menjual hasil karya mereka secara offline di kawasan Plaza Pondok Gede dan Thamrin City. Namun, usaha tersebut hanya bertahan tiga tahun karena kesibukan masing-masing.Fry-asparagus-with-shrimp.

Perkenalannya dengan decoupage beberapa bulan lalu kemudian membangkitkan semangatnya kembali. Ratri kali ini bergerak keranjingan hasil seni dekorasi tersebut bersama sejumlah teman SMP dan SMA yang membuat kelompok arisan bernama Emak-Emak IKATSEMUA. "Karena banyak yang suka, akhirnya saya memberanikan diri coba menjual via online," tuturnya.

Modal awal usaha tak terlalu tinggi. Hanya perlu membeli beberapa alat dan bahan yang sumber dananya ia sisihkan dari uang belanja bulanan. Ratri merinci, alokasi modal, di antaranya, membeli beragam clutch seharga Rp 50-75 ribu, puluhan lembar tisu impor seharga Rp 15 ribu per lembar, lem, cat akrilik, dan vernis Rp 100 ribuan. Total modal awal Rp 1,5 jutaan.

Craft, menurutnya, merupakan produk bisnis yang unik. Craft merupakan kreasi buatan tangan yang punya nilai kekhususan tersendiri, dikerjakan dengan passion dan tidak akan bisa diserupakan dengan produk lain.

Hal tersebutlah yang menjadi keunggulan produk buatannya. Kreasi decoupage buatannya juga unggul di aspek desain, kualitas bahan baku yang digunakan, serta ketelitian dan kerapiannya. 

Ratri memamerkan hasil karya perdananya di akun pribadi Facebook. Hasilnya, ia kebanjiran "like". Kemudian, sejumlah order menyusul minta dibuatkan produk "OrchitaCRAFT". Dari sanalah, kemudian ia berekspansi memperluas areal promosi ke akun Instagram dan website.

Hingga kini, jumlah order per bulan masih sekitar 20-30. Maklum, bisnis baru berjalan selama beberapa bulan. Ia masih harus fokus membuat konsumen sadar akan keberadaan Orchita. Promosi dan penjualan masih terbatas via dunia maya. Tapi, sesekali, berjualan offline ia lakukan bersama reseller ketika sedang kumpul-kumpul dengan teman arisan atau keluarga.

Harga produk pascatersentuh seni decoupage yang ia tawarkan, yakni Rp 150 ribu–Rp 300 ribuan. Omzet per bulan, diakuinya, masih rendah, hanya sekitar Rp 3 juta–Rp 4 juta dan masih diputar lagi untuk belanja bahan. Jadi, keuntungan finansial masih belum terasa.

Omzet yang terkumpul rencananya akan digunakan untuk pengembangan bisnis. Tidak hanya decoupage yang diusung, tapi juga kerajinan lain sesuai tren kekinian.

 Ratri lantas berbagi pengalaman unik selama menjalani bisnis. Ketika awal-awal demam decoupage, teman-teman arisan sepakat membuat kreasi masing-masing. Lalu, hasil produknya dipakai jalan-jalan ke Bandung dengan dresscode seragam. Ketika berjalan-jalan, mereka berfoto-foto bersama dan ia memperhatikan banyak orang takjub melihat kreasi tas mereka.

Ada pula yang menanyakan asal tas tersebut, di mana membelinya, sebab mereka pun ingin memiliki produk serupa. "Rasanya puas dan bangga banget banyak yang menyukai kreasi kami," ujarnya. Itulah yang menjadi muasal ia membuat akun Instagram.

Meski, tetap usaha yang kini ia geluti memiliki tantangan tersendiri. Yang terbesar, yakni ketika suatu saat tren decoupage menurun popularitasnya, digantikan yang lain. Seperti batu akik, ia bisa booming dan suatu saat akan surut popularitasnya.Tibalah-kita-di-akhir-zaman.

Pesaing juga semakin banyak. Maka, cara ia mengantisipasi tantangan tersebut, yakni dengan membuat desain yang unik, berbeda dengan yang lain. Ratri merasa beruntung memiliki teman-teman arisan IKATSEMUA. Mereka selalu memberi semangat mulai dari konsultasi desain, pengadaan bahan baku, serta pemasaran. Itulah fungsinya komunitas, yakni saling menjaga semangat.

Mantan copywriter dan advertising di sebuah perusahaan swasta tersebut juga ingin terus menjaga keberjalanan bisnisnya tetap dibarengi penjagaan passion, yakni berkreasi. Omzet yang terkumpul nantinya akan jadi modal untuk mendirikan gerai craft seperti di mal-mal. "Saya juga ada proyek bikin buku craft bersama BFF sekaligus soulmate saya, namanya Heni Purwani," ujarnya.

Ia mengamini soal tantangan terbesar seorang pengusaha, yakni menghadapi rasa bosan. Pada awal-awal bisnis memang semangat, terlebih jika sambutan konsumen antusias. "Jadi, saat ini produk saya kerjakan sesuai kemampuan tenaga, waktu, dan bahan baku yang ada dulu saja, nggak ngoyo," katanya.

Pengerjaan produk sesuai pesanan. Selebihnya, prioritas utama tetap pada keluarga. Ratri tak ingin bisnisnya berkembang maju, tapi keluarga sendiri tak tertangani.

Tas Unik Decoupage, Hobi Penghasil Rezeki. VIDEO








DECOUPAGE BY EDAH


DECOUPAGE BY EDAH
Tas tikar decoupage motif bunga bunga an yang tersusun rapi . 



DECOUPAGE BY EDAH VIDEO :







DECOUPAGE TAS TIKAR GOLD


DECOUPAGE TAS TIKAR GOLD

Decoupage Tas Tikar Gold atau Emas ada lah perpaduan Cat Emas di pegangan tas dan design decoupage . Design tersebut sangat asri yaitu design klasik dengan suasana minuman teh pada zaman dahulu. 


Decoupage Tas Tikar Video :






Cara Membuat Tas Decoupage

Cara Membuat Tas Decoupage

Anda sudah tahu apa itu decoupage?

Bagi masyarakat umum, jika ditanya decoupage, bisa jadi langsung mengerutkan dahi. Kerajinan kreatif ini memang bukan dari Indonesia, melainkandari Perancis. Decoupage berasal dari bahasa Perancis découper, yang artinya memotong.Fenomena-alam-aneh-tanda-kiamat-sudah.

Decoupage merupakan kerajinan atau bentuk seni menggunting dan menempelkan gambar dari potongan-potongan bahan. Potongan tersebut ditempel pada objek, lalu dilapisi dengan pernis/ pelitur. Tergantung jenis media yang digunakan, bisa satu hingga beberapa lapisan.


Pernis melindungi cat dan kertas agar tahan lama. Potongan kertas/ tissue yang sudah ditempel pada media tas anyaman akan nampak dalam sehingga pola dan gambar terlihat seolah-olah dilukis pada objek yang diproses dengan teknik decoupage. Selain pada tas, teknik ini bisa dilakukan benda dari kaca, kayu, plastik, kaleng, besi, kain dan lain-lain. Hasil akhirnya, gambar/ motif tissue yang ditempelkan akan terlihat menyatu alami.Indonesian-burger-recipe.


1. Media decoupage ( Tas pandan)




2. Kertas tisyu khusus decoupage/ paper napkin, Gunting, Kuas



3. Lem Mod Podge bisa didapatkan di beberapa toko khusus dan toko online




4. Spons dan air





    Cara membuat decoupage tas pandan

1. Gunting tisyu/paper napkin sesuai pola yang d¡ inginkan untuk ditempel pada permukaan tas.  Lalu kupas paper napkin karena paper napkin terdiri dari 2-3 lapisan. Gunakan lembaran paper napkin yang bermotif.

2. Siapkan media / tas pandan. Pastikan tas tidak bergelembung dan tidak terdapat kotoran pada permukaan tas agar paper napkin bisa menempel dengan sempurna.

3. Letakkan potongan Paper Napkin pada posisi yang diinginkan. 

4. Basahi spons dengan air lalu peras. Dalam tahap ini spons jangan terlalu basah cukup lembab saja.   
5. Basahi permukaan potongan  paper napkin yang telah diletakkan pada permukaan tas dengan menggunakan spons yang telah basahi tadi. Caranya adalah dengan menekan2 spons dari area tepi paper napkin baru ke area tengah. Pastikan paper napkin tidak berkerut. Tekan perlahan2 jangan sampai sobek dan pastikan paper napkin menempel sempurna pada permukaan tas.     

6. Setelah paper napkin menempel sempurna pada permukaan tas, lapisi paper napkin dengan menggunakan lem Mod Podge. Sapukan kuas perlahan2 karena paper napkin dalam kondisi basah dan rentan sobek. Stir-fry-asparagus-with-shrimp.            

7. Setelah di lapisi lem, keringkan permukaan paper napkin dengan menggunakan hair dryer. Apabila tidak ada bisa di jemur atau di angin2kan. Penggunaan hair dryer untuk lebih mempersingkat waktu.                 
8. Setelah permukaan paper napkin benar2 kering, lapisi kembali dengan Lem Mod Podge. Fungsinya agar menimbulkan efek mengkilap pada motif paper napkin yang telah menempel. Jadi, kita tidak perlu menggunakan vernish lagi.

9. Keringkan kembali dengan menggunakan hair dryer atau di jemur    
   
10.Akhirnya selesai juga...ini dia penampakan karya saya. Masih sangat simple dan berantakan yang penting sudah belajar.  Cool dan asyik..!   https://tii.ai/E3rLOJfC







Motif bunga warna cerah jadi favorit pelanggan tas decoupage

 


Motif bunga warna cerah jadi favorit pelanggan tas decoupage

Ada beberapa motif tisu yang menjadi favorit konsumen tas decoupage.  Heny Turniawati, pemilik Heny Craft asal Pekalongan, Jawa Tengah yang menjual aneka jenis tas decoupage mengatakan, motif bunga dengan warna mencolok, seperti merah, kuning, dan ungu paling laris dibanding dengan warna kalem.  hMaya-calendar-akhir-zaman.

Heny melanjutkan, selain motif bunga, ada motif lain yang juga digemari konsumen. Misalnya motif sejumlah jenis binatang dan tumbuhan.

Motif binatang yang banyak digemari konsumennya seperti burung, kupu-kupu dan serangga. Sedangkan motif tumbuhan lain yang juga banyak penggemarnya adalah ilalang atau motif daun. "Hampir 70% konsumen saya sukanya motif bunga. Jadi kebanyakan produk tas decoupage saya ya motif itu. Baru sisanya ada motif-motif lain," ujarnya.Hamburger-meat-and-squash.

Motif bunga ternyata juga disukai oleh konsumen Erni Utami, pemilik Griya Etnik asal Bali. Ia mengaku memilih motif bunga sejak awal mengaplikasikan decoupage pada tas rotan buatannya. Dan ternyata direspon sangat baik oleh pelanggannya.

"Karena menurut saya, motif yang cocok ya aneka bunga itu. Pernah dua kali coba motif kupu-kupu, tapi ternyata kurang laku di pasaran. Kalau di tempat saya, yang paling favorit motif bunga matahari dan mawar," ujar Erni. Dirinya sengaja menggunakan motif bunga berukuran besar agar nampak jika dari kejauhan.

Erni biasanya mengaplikasikan tisu decoupage di sepanjang pinggir tas (melingkar) atau pada bagian tengahnya. Ia menyatakan,  penempatan motif ini juga penting karena jika salah menempatkan motif, tas bukan menjadi makin indah, malah makin aneh.

"Harus pilih salah satu, kalau bagian pinggir ya pinggir saja, melingkar gitu. Kalau tengah ya tengah saja. Jangan semua tempat di tempel karena kalau terlalu ramai motif juga kurang indah," ungkapnya.

Lain cerita soal bahan tas, Heny mengatakan, tak hanya motif yang berpengaruh pada minat konsumen. Bahan tas juga ikut dipertimbangkan. Ia mengaku kerap berkreasi dengan beberapa bahan tas untuk mengaplikasikan decoupage ini. Jika biasanya tas decoupage dipadukan dengan tas berbahan anyaman pandan, Heny mengembangkan lebih dari itu.

Menurut dia, paling banyak memang tas anyaman pandan. Sebab awalnya decoupage memang untuk tas berbahan itu. "Lalu, saya coba kreasikan dengan kombinasi kulit, ternyata bagus dan masuk juga. Ada juga saya coba tas kombinasi kulit dan jins lalu diaplikasikan dengan motif decoupage," jelas Heny.Sauteed-asparagus-with-chorizo-fried.

Ia sengaja membuat aneka kombinasi tersebut agar konsumen tidak cepat bosan. Ia bilang kombinasi bahan yang digunakan untuk kreasi tas decoupage terbilang masih jarang. Kebanyakan perajin tas decoupage main aman dengan menggunakan tas anyaman pandan. 

 Motif bunga warna cerah jadi favorit pelanggan tas decoupage Video :





Cara Membuat Tas Decoupage yang Sedang Tren untuk Pemula


 

Cara Membuat Tas Decoupage yang Sedang Tren untuk Pemula

Bagi masyarakat umum, jika ditanya decoupage, bisa jadi langsung mengerutkan dahi. Kerajinan kreatif ini memang bukan dari Indonesia, melainkandari Perancis. Decoupage berasal dari bahasa Perancis découper, yang artinya memotong.  Ad-dukhon-asap-akhir-jaman.

Decoupage merupakan kerajinan atau bentuk seni menggunting dan menempelkan gambar dari potongan-potongan bahan (biasanya kertas maupun tissue). Potongan tersebut ditempel pada objek, lalu dilapisi dengan pernis/ pelitur. Tergantung jenis media yang digunakan, bisa satu hingga beberapa lapisan.

Alat dan bahan:

- Tas anyaman

- Kuas

- Cat acrylic

- Gunting

- Lem. Bisa menggunakan lem fox atau lem khusus decoupage.

- Tissue decoupage (biasanya ukuran 33x33cm)

- Air biasa

- Spons

- Furnish doff atau glossy


Langkah-langkah membuatnya:

1. Siapkan tas, ambil kuas, lalu cat perlahan-lahan sampai ke pinggir dan belakang menggunakan cat acrylic. Jika tas tampak alami seperti warna anyaman asli, maka tas tak perlu dicat.Slow-cooker-meatballs.

2. Lem permukaan tas di kedua sisi secara merata.

3. Setelah itu lakukan pengeringan (bisa dijemur, diangin-anginkan atau menggunakan pengering rambut).

4. Gunting tissue decoupage sesuai motif. Motif seperti foto sudah bagus/ sesuai untuk tas. Jadi kita hanya mengguntingnya menjadi dua bagian saja.

5. Lepaskan lapisan bawah tissue secara sangat hati-hati karena khawatir sobek. Lapisan ini tidak dipakai.Asparagus-gruyere-tart.

6. Siapkan spons dan air biasa. Celupkan spons ke dalam air lalu peras secukupnya hingga spons basah.

7. Tempelkan tissue di permukaan kedua sisi tas. Lakukan satu per satu, misalnya sisi kanan dahulu baru kiri. Caranya adalah dengan menekan perlahan tissue tersebut dengan spons basah. Mulai dari tengah tissue hingga ke bagian pinggir sampai merata.

6. Lakukan pengeringan (bisa dijemur, diangin-anginkan atau menggunakan pengering rambut).

7. Siapkan cairan pernis dan kuasnya. Usapkan perlahan menggunakan kuas di atas permukaan tissue secara menyeluruh kemudian keringkan. Lakukan hingga 3 kali untuk mencapai hasil maksimal.

Cara Membuat Tas Decoupage yang Sedang TrenVideo :







DECOUPAGE BY EVA



DECOUPAGE BY EVA




TINGGI ; 21 CM
LEBAR ; 12 CM
PANJANG /




DECOUPAGE IDEAS


DECOUPAGE IDEAS




Menggenggam uang dengan sentuhan hias decoupage



Menggenggam uang dengan sentuhan hias decoupage

Bagi pecinta kegiatan kreatif (crafter), seni decoupage rasanya tidak asing lagi. Seni asal negeri Menara Eiffel ini sempat booming, khususnya di kalangan crafter sejak tiga tahun lalu.

Decoupage sendiri merupakan seni menghias sebuah benda dengan menempelkan tisu bergambar. Saat awal dikenal di Indonesia, decoupage kebanyakan diaplikasikan pada perkakas rumah tangga atau benda-benda dekorasi rumah, seperti rak atau almari.
 Bilakah-kiamat.
Namun, setahun belakangan, decoupage mulai diaplikasikan pada berbagai jenis tas. Mulai dari clutch, tote bag, tas selempang sampai tas jinjing. Sejumlah pelaku usaha kreatif pun melirik peluang ini. Tas etnik decoupage tak luput dari buruan para pecinta fesyen. "Karena tren tas anyaman rotan kayaknya sudah mulai menurun. Jadi saya kembangkan dengan kombinasi decoupage. Ternyata banyak juga yang suka.

Ia melihat tas anyaman rotan dan bambu nampak monoton dan khawatir jika konsumen jadi bosan karena kurangnya inovasi. Didorong oleh keinginan untuk berinovasi, Ia menempelkan aneka motif tisu decoupage untuk mempercantik tas anyaman rotan buatannya. Ia menjualnya dengan harga mulai Rp 175.000 sampai Rp 220.000 per buah.Hamburger-vegetable-soup.

"Ternyata setelah ditempel decoupage, banyak pelanggan yang cari juga. Sebulan rata-rata saya bisa jual 100 - 150 tas rotan decoupage," ujar nya. Konsumen tas rotan decoupage buatan nya berasal dari berbagai kota seperti Bali, Jakarta, Bandung, Jogja, Palembang, Medan, Makassar dan Surabaya.

Percikan laba dari hasil kreasi tas decoupage juga dirasakan oleh Heny Turniawati, pemilik Heny Craft asal Pekalongan, Jawa Tengah. Bisnis decoupage ditekuninya sejak tahun 2013 lalu mulai merambah ke tas sejak tahun 2015. "Awalnya saya hanya tempel untuk rak atau wadah dari kayu, seperti tempat tisu. Lalu lihat ada peluang untuk tas, jadi saya kembangkan juga," tuturnya.

Aneka kreasi tas decoupage mulai dari dompet, clutch sampai tas jinjing wanita dari anyaman daun pandan maupun kulit, dibanderol mulai dari harga Rp 90.000 hingga Rp 500.000 per buah. Heny mengaku saban bulannya dirinya bisa menjual sampai 50 buah tas jinjing dan 40-an buah dompet atau clutch.Oven-roasted-asparagus.

"Pelanggan dari banyak kota, kebanyakan masih dari sekitar Jawa Tengah, seperti Semarang, Solo, Pekalongan, Demak. Banyak juga yang pesan dari Bali. Selebihnya ada yang dari Aceh, Jakarta, Surabaya sampai Kendari," papar Heny. Ia pun mengatakan jika wisatawan asing dari Amerika dan Eropa juga kerap membeli beberapa tas decoupage buatannya.   








Kreasi Usaha Decoupage Laku Mahal



Kreasi Usaha Decoupage Yang Laku Mahal

Bicara soal tren fesyen memang tak ada habisnya. Ibarat roda, tren fesyen selalu dan akan terus berputar. Bagi pecinta kegiatan kreatif (crafter), seni decoupage rasanya tidak asing lagi. Seni asal negeri Menara Eiffel (Perancis) ini sempat booming, khususnya di kalangan crafter sejak beberapa tahun lalu.Inilah-cara-yajuz-majuz-menghacurkan.

Decoupage sendiri merupakan seni menghias sebuah benda dengan menempelkan tisu bergambar. Saat awal dikenal di Indonesia, decoupage kebanyakan diaplikasikan pada perkakas rumah tangga atau benda-benda dekorasi rumah, seperti rak atau almari.

Namun, setahun belakangan, decoupage mulai diaplikasikan pada berbagai jenis tas. Mulai dari clutch, tote bag, tas selempang sampai tas jinjing. Sejumlah pelaku usaha kreatif pun melirik peluang ini. Tas etnik decoupage tak luput dari buruan para pecinta fesyen. "Karena tren tas anyaman rotan kayaknya sudah mulai menurun. Jadi saya kembangkan dengan kombinasi decoupage. Ternyata banyak juga yang suka," kata Erni Utami, asal Bali.

Ia melihat tas anyaman rotan dan bambu nampak monoton dan khawatir jika konsumen jadi bosan karena kurangnya inovasi. Didorong oleh keinginan untuk berinovasi, Erni menempelkan aneka motif tisu decoupage untuk mempercantik tas anyaman rotan buatannya. Ia menjualnya dengan harga mulai Rp 175.000 sampai Rp 220.000 per buah.

"Ternyata setelah ditempel decoupage, banyak pelanggan yang cari juga. Sebulan rata-rata saya bisa jual 100 - 150 tas rotan decoupage," ujar Erni. Konsumen tas rotan decoupage buatan Griya Etnik berasal dari berbagai kota seperti Bali, Jakarta, Bandung, Jogja, Palembang, Medan, Makassar dan Surabaya.

Percikan laba dari hasil kreasi tas decoupage juga dirasakan oleh Heny Turniawati, pemilik Heny Craft asal Pekalongan, Jawa Tengah. Bisnis decoupage ditekuninya sejak tahun 2013 lalu mulai merambah ke tas sejak tahun 2015. "Awalnya saya hanya tempel untuk rak atau wadah dari kayu, seperti tempat tisu. Lalu lihat ada peluang untuk tas, jadi saya kembangkan juga,"
Aneka kreasi tas decoupage mulai dari dompet, clutch sampai tas jinjing wanita dari anyaman daun pandan maupun kulit, dibanderol mulai dari harga Rp 90.000 hingga Rp 500.000 per buah. Heny mengaku saban bulannya dirinya bisa menjual sampai 50 buah tas jinjing dan 40-an buah dompet atau clutch.Hamburger-vegetable-soup.

"Pelanggan dari banyak kota, kebanyakan masih dari sekitar Jawa Tengah, seperti Semarang, Solo, Pekalongan, Demak. Banyak juga yang pesan dari Bali. Selebihnya ada yang dari Aceh, Jakarta, Surabaya sampai Kendari," papar Ani. Ia pun mengatakan jika wisatawan asing dari Amerika dan Eropa juga kerap membeli beberapa tas decoupage buatannya.

Motif bunga warna cerah jadi favorit pelanggan tas decoupage

Ada beberapa motif tisu yang menjadi favorit konsumen tas decoupage.  Heny Turniawati, pemilik Heny Craft asal Pekalongan, Jawa Tengah yang menjual aneka jenis tas decoupage mengatakan, motif bunga dengan warna mencolok, seperti merah, kuning, dan ungu paling laris dibanding dengan warna kalem.

Heny melanjutkan, selain motif bunga, ada motif lain yang juga digemari konsumen. Misalnya motif sejumlah jenis binatang dan tumbuhan.

Motif binatang yang banyak digemari konsumennya seperti burung, kupu-kupu dan serangga. Sedangkan motif tumbuhan lain yang juga banyak penggemarnya adalah ilalang atau motif daun. "Hampir 70% konsumen saya sukanya motif bunga. Jadi kebanyakan produk tas decoupage saya ya motif itu. Baru sisanya ada motif-motif lain," ujarnya.

Motif bunga ternyata juga disukai oleh konsumen Erni Utami,  asal Bali. Ia mengaku memilih motif bunga sejak awal mengaplikasikan decoupage pada tas rotan buatannya. Dan ternyata direspon sangat baik oleh pelanggannya.

"Karena menurut saya, motif yang cocok ya aneka bunga itu. Pernah dua kali coba motif kupu-kupu, tapi ternyata kurang laku di pasaran. Kalau di tempat saya, yang paling favorit motif bunga matahari dan mawar," ujar Erni. Dirinya sengaja menggunakan motif bunga berukuran besar agar nampak jika dilihat dari kejauhan.

Erni biasanya mengaplikasikan tisu decoupage di sepanjang pinggir tas (melingkar) atau pada bagian tengahnya. Ia menyatakan,  penempatan motif ini juga penting karena jika salah menempatkan motif, tas bukan menjadi makin indah, malah makin aneh.

"Harus pilih salah satu, kalau bagian pinggir ya pinggir saja, melingkar gitu. Kalau tengah ya tengah saja. Jangan semua tempat di tempel karena kalau terlalu ramai motif juga kurang indah," ungkapnya.

Lain cerita soal bahan tas, Heny mengatakan, tak hanya motif yang berpengaruh pada minat konsumen. Bahan tas juga ikut dipertimbangkan. Ia mengaku kerap berkreasi dengan beberapa bahan tas untuk mengaplikasikan decoupage ini. Jika biasanya tas decoupage dipadukan dengan tas berbahan anyaman pandan, Heny mengembangkan lebih dari itu.
Roasted-garlic-asparagus.
Menurut dia, paling banyak memang tas anyaman pandan. Sebab awalnya decoupage memang untuk tas berbahan itu. "Lalu, saya coba kreasikan dengan kombinasi kulit, ternyata bagus dan masuk juga. Ada juga saya coba tas kombinasi kulit dan jins lalu diaplikasikan dengan motif decoupage," jelas Ani.

Ia sengaja membuat aneka kombinasi tersebut agar konsumen tidak cepat bosan. Ia bilang kombinasi bahan yang digunakan untuk kreasi tas decoupage terbilang masih jarang. Kebanyakan perajin tas decoupage main aman dengan menggunakan tas anyaman pandan.







5 Kreasi tas decoupage pandan



5 Kreasi tas decoupage pandan


Tas decoupage terbuat dari anyaman pandan yang dihias bagaikan lukisan. Anyaman pandan merupakan media yang cocok untuk dibuat hiasan dengan teknik decoupage. Daun pandan banyak dijumpai di Indonesia dan banyak dimanfaatkan masyarakat. Daun pandan dikenal sebagai penumbuh aroma atau penambah wangi aneka makanan tradisional, dan juga dimanfaatkan untuk kesehatan.
Fase-ke-4.
Selain itu, ternyata daun pandan pun dapat dimanfaatkan untuk dijadikan bahan pembuatan tas. Melalui tangan-tangan kreatifnya, pengrajin dapat mengubah daun pandan ini menjadi aneka bentuk tas pandan cantik dan menarik.
Meat-loaf-hamburgers.
Decoupage berasal dari bahasa Prancis découper, yang artinya memotong. Decoupage merupakan kerajinan atau bentuk seni menggunting dan menempelkan gambar dari potongan-potongan bahan (biasanya kertas maupun tisu). Potongan tersebut ditempel pada objek, lalu dilapisi dengan pernis/ pelitur. Tergantung jenis media yang digunakan, bisa satu hingga beberapa lapisan.

Pernis berfungsi untuk melindungi cat dan kertas agar tahan lama. Potongan kertas atau tisu yang sudah ditempel pada tas anyaman akan nampak dalam sehingga pola dan gambar terlihat seolah-olah dilukis pada objek yang diproses dengan teknik decoupage.

Nah, berikut ini 5 kreasi tas decoupage pandan hasil karya tangan-tangan pengrajin kreatif yang akan membuat penampilanmu semakin kece.Mediterranean-roasted-artichoke.

1. Tas bahu decoupage pandan dengan tali kepang.



Tas ini cocok digunakan untuk kegiatan seperti shopping, liburan, pengajian dan silaturahmi. Tas ini terbuat dari anyaman pandan kombinasi kulit sintetis di bagian atas dan bawah. Jenis kulit sintetisnya adalah PVC polos dan halus. Sementara dengan tambahan tali kepang yang terbuat dari jerami, membuat tas ini mempunyai unsur etnik. Bagian dalam juga dilapisi dengan kain satin. Keunikan tas ini terletak pada motif bunga tiga dimensi yang dibuat handmade dengan teknik decoupage.

2. Tas jinjing decoupage pandan.



 Tas ini terbuat dari anyaman pandan dipadu dengan kulit sintetis pada bagian bawah, dalam dan pegangannya. Jenis kulit sintetis yang digunakan adalah PVC polos dan halus yang warna krem ataupun netral. Di dalamnya dilapisi board paper sehingga lebih kaku dan kuat.
Keunikan produk ini terletak pada hiasan bunga tiga dimensi di bagian depan yang dibuat handmade dengan teknik decoupage dan divariasikan dengan tali jerami serta renda. Cara membersihkan tas inipun cukup mudah, yaitu jangan mencucinya, melainkan cukup dilap dengan kain agak basah pada bagian yang terkena noda.

3. Sling bag decoupage pandan.



Sling bag pandan decoupage sangat cocok dibawa untuk aktivitas sehari-hari dan bisa juga untuk menghadiri acara formal ataupun informal. Cara perawatan produk ini cukup dengan membersihkan debu dan kotoran pada sela-sela lipatannya dengan menggunakan penyedot debu, hairdryer, ataupun kuas cat. Kamu juga disarankan menghindari sinar matahari langsung dalam waktu yang lama agar warnanya tidak mudah pudar. Hindari pula siraman air langsung atau guyuran hujan. Jika terkena air, segera keringkan dengan lap kering, hairdryer, ataupun kipas. Dan terakhir, simpan dalam dust bag atau box dengan sebelumnya memasukkan kertas atau koran berkas agar bentuknya terjaga. Tas ini mempunyai sifat anti air dan mengkilap.

4. Tas ransel decoupage pandan.



Bahan baku tas ini berasal dari pandan yang dihiasi gambar dengan teknik decoupage yang di finshing vernish. Kualitas jahitan tas bagus dan kuat dengan lapisan tas terbuat dari bahan satin dan kantung dalam risleting. Tas ini tak perlu perawatan khusus, hanya perlu disimpan di tempat yang tidak lembab dan perlu sesekali dibersihkan dengan lap kering dan diangin-anginkan.

5. Clutch decoupage pandan motif bunga.



Clutch pandan original ini dihias dengan teknik decowrap. Bagian tutup dihias dengan motif bunga serta bagian badan dengan motif tribal. Cara perawatannya adalah jangan dicuci, simpan dalam dustbag yang diberi silica serta sesekali diangin-anginkan dalam ruang terbuka.


DECOUPAGE BY ANDY

DECOUPAGE BY ANDY



H 6.5 CM
L 9.5 CM






DECOUPAGE BY INGGIT

DECOUPAGE BY INGGIT